Thursday, 26 July 2012

Resensi Buku: Di Bawah Bendera Revolusi (DBR)


Buku Di Bawah Bendera Revolusi (DBR) yang menghimpun tulisan-tulisan Bung Karno di masa penjajahan Belanda Sejak tahun 1926 Bung Karno sudah mencita-citakan persatuan antara golongan Nasional, Islam dan Komunis, atau yang lebih dikenal dengan Nasakom
Buku ini adalah kumpulan tulisan dari Bapak Pendiri Indonesia. Sentuhan nasionalisme dalam bukunya akan serta merta membakar semangat para pembacanya untuk menentang kolonialisme dan membangun bangsanya. Buku yang sempat ditarik dan dibakar di jaman rezim orde baru ini harusnya dijadikan buku wajib untuk para generasi muda. Tulisannya dalam berbagai bahasa serta ideologi kebangsaan yang kuat akan membuat pembacanya merasa kecil dihadapan percikan pemikiran-pemikiran sang pejuang satu ini. Catatan  sejarah bagaimana Soekarno dengan politiknya masuk PETA. Belajar menggunakan senapan, berkeliling Indonesia, tapi dalam setiap pidatonya Soekarno justru mengobarkan semangat anti penjajahan melawan Jepang. Mungkin kalau tanpa tokoh yang satu ini kita belum tentu bisa merdeka seperti sekarang ini. Beliau adalah pemimpin yang rela dipenjara hanya karena bersikukuh dengan pemikirannya. Mana ada pemimpin yang semasa dia menjabat dalam era kemerdakaan hutangnya hanya sekitar 2 milyar dollar dan hidup dengan kesederhanaan.
Pemikiran Soekarno, satu dari sekian bapak bangsa yang harus kita revitalisasi ulang pemikirannya, yang penuh dengan agitasi dan ajakan untuk bergerak (dulu bahkan ada istilah "Djakarta di Djaman Bergerak") sungguh terlalu besar untuk dikesampingkan
Soekarno, tidak seperti yang sering diduga orang, adalah seorang yang sangat memahami Marxisme. dia mempelajari banyak Ppkiran Karl Kautsky, seorang pemimpin internasional kedua. Meski begitu, Soekarno tidak pernah menjadi dogmatis, tetapi selalu berusaha mengkontekstualkan dengan situasi konkret Indonesia, munculah Marhaenisme.