Thursday, 26 July 2012

Dokumen Foto Hasil Jepretan Sang Fotografer, Safari Ramadhan PWPM Jatim dan Milad Muhammadiyah Kab. Malang

Pemuda Muhammadiyah seyogyanya menjadi katalisator pembangunan dan desainer kemajuan bangsa, memiliki konstruksi nasionalisme yang berbasis semangat kepeloporan. Nasionalisme disini mustinya ditafsirkan secara ideologis yakni mengarahkan praksis gerakan kolektif kepemudaan dalam berkonstribusi terhadap pemberadaban ummat. Nasionalisme bukan sekedar meramaikan ritual simbolitas upacara bendera dan sederet formalisasi aktivitas yang berwajah nasionalis, akan tetapi nasionalisme kepemudaan adalah spirit kepeloporan yang sarat perubahan sosial, membuka gerbang pluralitas, bertoleran terhadap keberagaman, dan keberbedaan dalam multi aspek kerena kesemuanya itu adalah modal sosial (social capital) dan kekayaan bangsa untuk selanjutnya diarahkan kepada upaya membangun kohesi sosial dan persaudaraan monumental, direspon secara optimal dalam bentuk agenda sosial kemanusiaan. Sehingga Pemuda Muhammadiyah tidak terkesan inklusif ditengah realitas sosial, karena inklusifitas dalam ranah sosial hanya akan merenggangkan hubungan sosial kemasyarakatan dan menjadikan agama tidak lebih sekedar langit-langit suci atau kanopi suci (holly canopy) (Peter L.Berger), sekedar tudung pelindung bagi manusia, agama yang melangit tapi tidak membumi.