Ajaran
yang kita anut akan selalu mengingatkan akan pentingnya memiliki kemampuan
fokus konsentrasi mendalam atau khusyu'' dalam berdoa. Karena, ketika kita
berdoa dengan khusyu'' maka doa itu akan lebih mungkin terkabul. Lalu apa dan
bagaimanakah sebenarnya khusyu'' itu? Untuk menjawabnya kita perlu agak sedikit
mundur kebelakang. Tuntunan bijak serta falsafah hidup yang sejak dahulu
berkembang dimasyarakat secara turun-temurun maupun berbagai tuntunan agama
kurang lebih selalu mengatakan bahwa: Alam semesta beserta isinya berasal dari
satu sumber enersi abadi yang kekal dan menyeluruh. Sumber ini memiliki
kekuatan, kecerdasan dan kesadaran yang tak-terbatas. Dengan sifat alamiahnya
yang maha bijak, penuh kedamaian, kasih-sayang, kebahagiaan dan maha lengkap-sempurna.
Masih menurut berbagai tuntunan itu, manusia diciptakan oleh Sumber yang SATU
itu pula. Dan memahami serta mengalami kembali hakekat per-SATU-an maupun
ke-SATU-an sambil menikmati keaneka-ragaman adalah tujuan hakiki hidup
kemanusiaan. Bhineka Tunggal Ika. Unity
in Diversity. Lama sudah manusia mempertanyakan: " Jika kita adalah
ciptaan yang paling sempurna berbahan-dasar yang berasal dari sumber yang maha
dahsyat penuh kasih dan sayang, lalu mengapa hidup kita demikian banyak
dipenuhi masalah? Mengapa kita tidak merasakan kedamaian dan kebahagian seperti
hakekatnya sifat bahan-dasar kita. Dan para guru serta manusia bijak pun
menjelaskan kurang lebih demikian, "Engkau tidak bisa mengalami sifat
alamiahmu disebabkan oleh pikiranmu sendiri. Pikiranmu menghalangimu untuk bisa
merasakan dan menghayati sifat dirimu yang sejati." Dan kini, kitapun tahu
bahwa pikiran kita memang benar-benar mewarnai hidup kita seperti kacamata kita
yang berwarna merah, hijau atau hitam memberi kita cahaya ilusi yang menipu.
Ketika kita tumbuh besar otak kita sudah terprogram dengan segala sesuatu yang
men"dua" seperti hal-hal yang "menyakitkan" dan perlu
dihindari, serta segala hal yang "menyenangkan" untuk dicari dan
dimiliki. Otak kita selalu mem"filter"
kenyataan yang terjadi dan memastikan bahwa hal itu sesuai dengan yang kita
yakini. Tidak mengherankan jika kita tidak mampu melihat kedamaian, kemakmuran,
cinta dan kasih sayang sebagaimana adanya.
Berbagai
penjelasan terdahulu pun mengungkapkan bahwa energi yang SATU itu
menciptakan semua menjadi berpasangan atau DUA (dualisme). Pasangan-pasangan (dualisme) seperti lelaki dan
perempuan, siang dan malam, panas dan dingin, benar dan salah karenanya adalah
seperti satu sisi dari mata uang yang sama. Dan dari tarik-menarik (tension) antara DUA hal itulah
kehidupan di alam semesta tercipta.
Dualisme
dan tarik-menarik itupun terefleksi pada otak kita yang terbelah dengan
kedua-sisinya dalam dua struktur yang berlawanan. Perbedaan ini diperparah oleh
kenyataan bahwa semua orang umumnya memiliki "ketidak-seimbangan"
atau kondisi brain-lateralization pada dua-sisi otaknya. Karena otak kita
mem-filter kenyataan secara terpisah (split-brain)
maka kitapun cenderung melihat dunia secara men-DUA dan karenanya penuh dengan
pertentangan (problem) ketimbang
melihat dunia dalam ke-SATU-an yang utuh penuh dengan persamaan yang sejuk dan
damai.
Oleh
sebab itu, jika kita bisa membuat otak kita "belajar" untuk mau
bekerja-sama antara kedua sisinya secara lebih koheren dan holistik, - jika
kedua sisi-otak kita bisa diajarkan untuk menyeimbangkan diri, mau lebih
berinteraksi satu sama lainnya dan berfungsi sebagai satu ke-SATU-an otak kiri
dan kanan - maka kemungkinan besar kenyataan hidup yang kita alami memang akan
berbeda.
Apakah
(tepatnya) terbuat dari apakah - doa itu?
Dalam
hal ini kami menganjurkan anda untuk melihat doa dari sisi yang lain. Yaitu doa
sebagai kata-benda (noun) bukan
sebagai kata-kerja (verb). Ilmu
fisika quantum memberikan penjelasan yang luar biasa dalam hal ini: semua unsur
ciptaan di alam semesta baik yang tampak seperti tanah dan batu, maupun yang
tidak tampak seperti suara dan angin pada intinya terbuat, tercipta, berasal
dari unsur yang sama dengan berbagai sifat yang berbeda. Unsur itu pada
dasarnya adalah "energi dan informasi". Kuantum Fisika menambahkan,
bahwa bentuk dasar dari semua unsur ciptaan yang tampak maupun tidak tampak
adalah suatu "gelombang cahaya" (vibration
atau wave).
Karenanya
doa sebagai salah satu bentuk unsur ciptaan yang tidak tampak pada intinya juga
merupakan gelombang atau vibration. Gelombang pikiran tentu saja. Pikiran
sebagai kata benda. Karena itu semua pikiran anda, SEMUA pikiran yang anda
miliki selama 24 jam, apakah itu positif atau negatif, esensinya merupakan doa
and