Friday, 17 August 2012

Menjaga Semangat Optimisme

 Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbaik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Mungkin Anda pernah mengalami pengalaman buruk yang tak menyenangkan, maka keburukan itu hanya karena Anda melihat dari salah satu sudut pandang saja.
Bila Anda berani menengok ke sisi yang lain, Anda akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda.Anda tidak harus menjadi orang yang cemberut terus atau menampakkan wajah yang muram. Ataupun sebaliknya Anda tidak harus menjadi orang tersenyum terus atau menampakkan wajah yang ceria.
Optimisme terletak di dalam hati, bukan hanya terpampang dimuka. Jadilah optimis, karena hidup ini terlalu rumit untuk dipandang dengan mengerutkan alis dan muka.
Setiap tetes air yang keluar dari mata air tahu mereka mengalir menuju ke laut. Meskipun melalui anak sungai, belokan, kawasan kali keruh, danau dan muara, mereka yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan. Bahkan, ketika menunggu di muara, setiap tetes air tahu, suatu saat panas dan angin akan membawa mereka ke pucuk-pucuk gunung. Menjadi awan dan menurunkan hujan. Sebagian menyuburkan rumput, sebagian tertampung dalam sumur-sumur atau telaga. Sebagian kembali ke laut. Adakah sesuatu yang sia-sia dari setiap tetes air yang Anda temui?

Masalah Adalah Hadiah.
Bila Anda menganggap masalah sebagai beban, Anda mungkin akan menghindarinya atau menjauhinya. Bila Anda menganggap masalah sebagai halangan, Anda mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat Anda terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, Anda melihat kejayaan di balik setiap masalah.
Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan untuk kesuksesan Anda. Tanpa masalah, Anda tak layak memasuki jalur kesuksesan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.
Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk Burung Elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, dekapan hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tempat yang tinggi.
Detik pertama anak-anak Burung Elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku. Beberapa saat kemudian, bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai Burung Elang, yaitu terbang. Bila Anda tidak berani mengatasi masalah, Anda tidak akan menjadi seseorang yang sejati. Selamat Hari Kemerdekaan....Merdeka Atau Hancur!!!